Libur Telah Tiba
Libur Telah Tiba
Hore
Hore
Hore
Simpanlah Tas dan Bukumu
Lupakan Keluh Kesahmu
Libur Telah Tiba
Libur Telah Tiba
Hatiku Gembira
Yup benar, lirik lagu yang dinyanyikan Tasya ini seakan menjadi bunyi gong tanda peresmian bahwa libur memang segera datang menyapa anak-anak sekolah. Tentunya momen liburan ini adalah saat yang paling ditunggu oleh banyak anak sekolah ya. Nah, yang namanya liburan identik dengan berjalan-jalan, wisata, plesir, atau travelling. Bagi Anda yang punya anak usia sekolah dan memiliki budget yang cukup, tentu Anda tak ingin melewatkan waktu berkualitas dengan anak Anda saat liburan ini bukan? Mungkin ide untuk berwisata tadi bisa kita lakukan saat liburan ini. Ada banyak jenis wisata yang bisa kita lakukan, mulai dari yang berbau edukasi, tantangan, wisata belanja dan kuliner, sampai wisata berbau mistis. Yang terakhir disebut memang merupakan jenis wisata yang unik dan mungkin akan memberikan pengalaman yang baru bagi Anda dan keluarga. Tentunya, wisata mengunjungi tempat-tempat yang dikenal mistis ini tidak disarankan bagi Anda yang alergi dengan “dunia lain” ya.
Oh ya, bicara tentang wisata tempat mistis, di sini saya mau berbagi cerita tentang suatu tempat yang terkenal dengan kisah-kisah seram yang dapat membuat bulu roma kita bergidik. Banyak orang telah berkunjung ke sini dan mereka diajak berkeliling menikmati perjalanan yang dipenuhi dengan kisah-kisah menyeramkan. Tapi buang jauh-jauh pikiran Anda bahwa tempat yang saya maksud adalah gua, gunung, atau kuburan seperti yang umum dikisahkan di Indonesia, karena tempat yang saya maksud ada di Amerika Serikat. Amerika? Yup, tepatnya di New Orleans. Ada apa ya di sana?
New Orleans bisa diibaratkan sebagai Laut Selatannya Amerika. Maksudnya, di sana tersimpan banyak sekali cerita dan legenda yang menyinggung hal-hal berbau mistis. Bahkan ada juga yang dikatakan sebagai fakta atau kenyataan, salah satunya adalah cerita mengenai Madame LaLaurie. Pernah dengar nama yang satu ini?
Oke, mari kita bahas si Madame ini.
Dikenal sebagai wanita terkejam yang ada di planet ini, Madame LaLaurie (diperkirakan) adalah penyiksa budak yang amat menakutkan, karena tak sekadar menyiksa, ia juga (diperkirakan) menjadikan para budaknya seperti bahan eksperimen dengan menjagal, memutilasi, mencincang, dan mengurung pada budaknya. Nah, mau tahu asal-usulnya?
Madame LaLaurie terlahir dengan nama Marie Delphine Macarty pada tahun 1775 di Circa, dari pasangan Barthelmy Louis de Macarty dan Madame (vieuve) Lacompte. Sekadar informasi, keluarga Macarty sendiri adalah keluarga Irlandia yang memilih untuk pergi ke Prancis daripada harus tunduk pada pemerintahan dan politik tirani yang dikuasai Inggris. Di Prancis, kakek dari Madame LaLaurie, Bartholomew Macarty adalah seorang tentara yang disegani. Oh ya, Bartholomew sengaja merubah semua nama anaknya dan membaptis mereka dengan nama Prancis, agar identitas Irlandia mereka tak terlalu mencolok. Setelah wafatnya Bartholomew Macarty, dua anaknya, Barthelmy (ayah Madame LaLaurie) dan adiknya Jean Jacques (paman Madame LaLaurie) yang juga menjadi tentara ditugaskan oleh Raja Prancis saat itu ke Louisiana, Amerika, yang merpakan koloni Prancis. Setelah perang di Louisiana usai, mereka berdua memutuskan untuk menetap di New Orleans. Dikabarkan, Barthelmy dan Lacompte (ayah dan ibu Madame LaLaurie wafat pada saat terjadi pemberontakan budak).
Keluraga Macarty memang terkenal di New Orleans sebagai bangsawan yang kaya raya. Pada 1815, sepupunya tirinya, Augustine de Macarty terpilih menjadi walikota New Orleans, yang membuat nama keluarga Macarty semakin disegani. Madame LaLaurie sendiri dideskripsikan sebagai wanita tercantik di New Orleans saat itu yang berperilaku sopan, anggun, menawan, dan menjadi seorang sosialita yang sering mengadakan pesta dengan para tamu undangan dari kalangan atas New Orleans.
Diceritakan, Madame LaLaurie pernah menikah tiga kali semasa hidupnya. Suami pertamanya adalah Don Ramon Lopez y Angullo, seorang bangsawan Spanyol. Dari pernikahannya ini, Madame LaLaurie memiliki satu anak, yaitu Marie Francoise de Boya de Lopez y Angullo. Ramon Lopez meninggal pada tahun 1804. Setelah itu pada tahun 1808, Madame LaLaurie menikahi Jean Blanque, seorang bandar budak (saat itu di Amerika sedang zaman perbudakan kulit hitam). Pernikahannya yang kedua berakhir karena meninggalnya Blanque pada 1816. Dan pernikahannya yang ketiga dilakukan pada 25 Juni 1825 dengan seorang dokter ahli jiwa, dr. Leonard Louis LaLaurie.
Pada tahun 1831, Madame LaLaurie bersama suaminya Louis, pindah ke sebuah rumah besar yang amat indah, di 1140 Royal St. yang kemudian hingga kini dikenal sebagai salah satu objek wisata New Orleans, Madame LaLaurie Mansion atau Haunted House. Di rumahnya yang baru, Madame LaLaurie semakin memperkukuh eksistensinya sebagai wanita terkaya di New Orleans. Ia menghiasi rumahnya dengan pberbagai macam pajangan mewah, piring-piring emas, serta lukisan-lukisan karya seniman terkenal. Selain termasyhur dengan kekayaan dan kegiatan sosialitanya, Madame LaLaurie juga dikenal sangat baik pada para budaknya.
Tapi, ternyata semua itu hanyalah kedok dari seorang Madame LaLaurie saja. Dirumorkan, banyak sekali cerita miring tentang perlakuan buruknya terhadap para budaknya.
Pernah ada cerita, suatu hari, seorang pelayan Madame LaLaurie, bernama Leah yang berusia 12 tahun diminta untuk menyisir dan mengikat rambut Madame LaLaurie yang memang dikenal indah sekali. Karena ia menyenggol sesuatu, tak sengaja ia membuat beberapa helai rambut Madame LaLaurie tercabut. Kaget dan diliputi kemarahan, serta merta Madame LaLaurie langsung mengambil cemeti. Takut akan dicambuk, Leah pun berlarian dan sampai di balkon lantai tiga rumah mewah itu dan ia bingung harus lari ke mana lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk menuruni balkon, namun ia terpeleset dan langsung jatuh ke halaman. Nyawanya tak bisa diselamatkan. Kabarnya, jasad Leah dikubur di sebuah sumur yang sekarang hanya nampak seperti sebuah lubang di Madame LaLaurie Mansion. Kejadian itu ternyata bertepatan dengan datangnya sepupu Madame LaLaurie. Karena tak bias menutupi kesalahannya, akhirnya kasus itu dibawa ke pengadilan dan ia dikenai denda sebesar $300.00 saja, tanpa memenjarakan sang Madame. Sejak saat itu, pengadilan memantau perlakuan Madame terhadap budaknya yang banyak orang berpendapat terlalu tidak manusiawi (tidak manusiawi itu wajar saat zaman perbudakan Amerika). Hakim Jean Francois Canonge pun pernah mengadakan inspeksi ke rumah Madame LaLaurie, dan ia memutuskan untuk menyita dan melelang ulang budak-budak Madame LaLaurie. Namun, dengan kelicikannya, ia melobi berhasil koleganya untuk membeli budak-budak yang dilelang dan kemudian menjualnya kembali pada dirinya.
Nah, pada tanggal 11 April 1834, Madame LaLaurie mengadakan pesta besar. Namun, ditengah pesta terjadi kebakaran. Api berasal dari arah dapur, yang ltidak satu bangunan dengan rumah utama. Banyak orang meyakini kebakaran itu sengaja direkayasa oleh dua orang pelayan sebagai tanda permintaan tolong mereka. Pada saat ditemukan, dua orang pelayan itu sedang dalam keadaan terikat. Dan, yang paling mengerikan adalah bahwa ketika tim pemadam kebakaran naik ke loteng untuk memadamkan api, mereka melihat pemandangan yang mereka kira hanya akan ada di neraka. Simak kutipan berikut.
"... Pintu menuju loteng dibaut, sehingga pemadam kebakaran harus menggunakan alat pendobrak pintu untuk menjebol pintu. Ketika pintu terbuka, apa yang mereka lihat cukup untuk membuat isi perut keluar dan mual-mual. Begitu pintu terbuka seluruh area berjalan di loteng itu bau busuk!
Dari beberapa saksi yang menyaksikan disana, mereka begitu jelas melihat lusinan pelayan yang sudah tidak jelas lagi bentuknya, ada yang dipotong-potong, juga ada yang terikat di tembok atau lantai. Lebih parahnya dan merupakan pemandangan yang mengerikan, ada yang menjadi objek untuk operasi eksperimen!
Ada potongan daging yang terdapat di bawah karpet sampai hiasan dinding. Ada satu pelayan lelaki terlihat sangat aneh dan akhirnya seperti menjadi korban pergantian alat kelamin. Ada pelayan yang kepalanya dilubangi dan ada tongkat seperti “stir di kepalanya”. Ada pelayan wanita terkurung di kandang yang kecil, parahnya tangan dan kakinya seperti habis dipotong kemudian disambungkan lagi, dijadikan seperti kepiting!
Ada pelayan wanita yang kaki dan tangannya dipotong, lalu bagian sudut dari dagingnya di iris-iris halus sehingga terlihat seperti ulat bulu. Ada pelayan yang mulutnya dijahit dan dibiarkan hingga mati kelaparan. Ada juga yang tangannya dipisah-pisahkan dari anggota badan yang lain. Ada pelayan yang sampai isi perutnya dikeluarkan, ususnya juga sampai terurai-urai di lantai. Ada pelayan yang masih muda, kulit mukanya terkelupas, sampai otot mukanya terlihat, hingga keluar darah dari urat halus. Beberapa budak mulutnya dijahit dan kelaparan sampai mati, yang lainnya lagi tangannya dijahit dengan bagian badan, budak perempuan muda yang meloncat dari atap, otak diaduk dengan tongkat, perempuan dipakukan ke lantai oleh usus, lidah dijahit bersama-sama, mulut penuh dengan kotoran dan dijahit, pakaian dari kulit manusia, penis diiris,dan lain-lain.
Selain itu juga ditemukan di loteng berupa cangkir dan mangkok yang didalamnya penuh dengan zat-zat berwarna merah. Dan juga selain itu di lantai banyak botol-botol yang berisi sama, zat berwarna merah berserakan di lantai. Yang akhirnya diketahui bahwa zat cair berwarna merah itu adalah darah!
Luka-luka yang mereka alami sudah terinfeksi oleh penyakit dan kuman-kuman hingga lalat dimana-mana. kebanyakan koraban sudah mati, tapi buat yang masih hidup mereka memohon-mohon agar dibunuh saja, jadi penderitaan mereka cepat berakhir." http://lenren.wordpress.com/2009/05/26/delphine-lalaurie/
Tentunya penemuan ini menghebohkan masyarakat sekota New Orleans. Maka tak heran bila akhirnya massa berkumpul di depan rumahnya dan menuntutnya untuk dihukum. Namun, Madamme LaLaurie berhasil melarikan diri, an tak ada yang tahu ke mana perginya si pembunuh berantai ini. Simak kutipan berikut.
"... At the time of her daily ride in her carriage it drove up before the door and Mme. Lalaurie, dressed in her usual elegant style, stepped out on the sidewalk and entered the vehicle.
In a split-second the horses took off at full speed away from her house -- the last time she would be there. Mme. Lalaurie was taking her last drive in the fashionable quarter and it was a drive for her very life. It took but an instant for the crowd to recover from her quick thinking and in another moment they were at her back, yelling, hooting and screaming: "Stop that carriage!" "She is running away!" "Drag her out." "Shoot her." "Shoot the horses!"
But the mob's efforts were in vain. The coachman drove furiously at break neck speed. The horses had borne their mistress before and would not fail her now. Fashionable New Orleans stopped its carriages and watched in blank amazement the flying vehicle and the uproarious, uncontrollable mob. No human speed could keep up with those horses; the crowd breathless and panting, was left in the distance.
The carriage reached Bayou St. John and a schooner that was moored near the bank. She paid the captain a handful of gold and the vessel set sail for Mandeville. Mme. Lalaurie, it is said, took refuge for 10 days near the Claiborne Cottages in Covington. Some say she then made her way to Mobile or New York and then to Paris. However, there have been persistent stories that she never left the Northshore." http://www.nola.com/lalaurie/history/intro.html
Setelah kepergian pemiliknya, rumah mewah Madamme LaLaurie dibiarkan kosong selama bertahun-tahun, tak ada yang mau menempatinya. Bahkan, mucul tahayul di kalangan warga setempat agar jangan melintasi sisi jalan rumah Madame LaLaurie. Atau yang lebih ekstrem lagi ada warga yang tak mau sama sekali melewati blok di mana rumah Madame LaLaurie berada. Namun akhirnya, setelah sekian lama ada imigran asal Italia yang mau menempati rumah itu meski tak lama, karena keluarga sang penghuni sering menjadi histeris dan berhalusinasi melihat wanita Prancis yang sedang berteriak di balkon. Setelah keluarga imigran Italia itu, seorang pemilik salon juga membuka usaha di sana. Namun, seakan sudah dicap menjadi pembawa sial, sang empunya salon sering dirampok, yang akhirnya membuat ia enggan meneruskan usahanya di sana. Rumah itu kembali kosong sampai sekarang akhirnya dijadikan salah satu tempat yang ramai dikunjungi wisatawan.
Oh ya, nasib Madame LaLaurie tak pernah diketahui lagi, meski kemudian ia dikabarkan meninggal. Ada banyak versi yang menceritakan meninggalnya sang Madame. Namun, telah ditemukan sebuah piring retak yang bertuliskan:
"Madame LaLaurie, née Marie Delphine Macarty, décédée à Paris, le 7 Desember, 1842, à l'Age de 68 ans."
(Madame Lalaurie, lahir Marie Delphine Macarty, meninggal di Paris, 7 Desember 1842 pada usia 68 tahun.) http://lenren.wordpress.com/2009/05/26/delphine-lalaurie/
Wah, kisahnya menyeramkan sekali ya, meski belum diketahui kebenarannya, tapi jadi mengingatkan dengan Jack The Ripper, pembunuh yang serupa kejamnya di Inggris, tapi ini versi wanita dan Amerikanya. Haha...
Jadi, apakah Anda telah menemukan destinasi yang tepat untuk liburan kali ini? Bagaimana jika ke New Orleans mengunjungi Madame LaLaurie Mansion? Ada yang punya komentar?