Sepanjang hidup, manusia memiliki banyak kebutuhan dan dihadapkan pada bayak pilihan. Jadi, manusia memang akrab dengan dunia pilihan dan memilih, karena dua hal tersebut menjadi sesuatu yang niscaya dalam kehidupan manusia. Kalau dipikir-pikir, hidup itu juga merupakan serangkaian proses memilih, di mana pilihan-pilihan yang kita ambil akan saling berhubungan satu sama lain.
Masalahnya, tentu kita tak bisa sembarang memilih suatu pilihan, karena setiap pilihan ada konsekuensinya bukan? Bahkan ketika kita telah menjatuhkan pilihan, terkadang kita masih memikirkan efektivitas atau ketepatan keputusan tersebut. Walhasil, seringkali kita berpikir dalam hati, "Aduuuh... Bagus nggak ya, yang tadi saya pilih?"
Well, sebenarnya ini cuma berbagi hal yang baru-baru ini saya rasakan setelah memilih jurusan untuk jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Setelah menentukan pilihan, saya bertanya-tanya akan ketepatan pilihan tersebut, apakahmemang benar berprospek cerah, menguntungkan, atau justru sudah basi dan tak lagi terlalu dibutuhkan. Padahal sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu sudah pernah tayang di alam pikiran saya, dan sudah berhasil saya jawab. Namun, tetap saja, pertanyaan-pertanyaan itu kembali muncul di benak saya. Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan itu membuat hati dan pikiran saya lelah.
Sejenak berpikir kembali, saya memutuskan untuk membuang jauh-jauh semua pemikiran yang tadi ada di otak saya. Saya pikir, lebih baik saya mensyukuri pilihan saya itu, bersiap untuk menjalaninya, dan tetap berusaha menjadi yang terbaik. Bagi saya, setelah memutuskan suatu pilihan, adalah saatnya untuk berdiri tegak, melangkah dengan pasti, dan dengan senyum penuh harapan menyongsong apapun yang akan terjadi. Itu semua kemudian membuat hati saya menjadi lebih tenang, karena saya merasa telah mengapresiasi diri saya sendiri. Saya tak bermaksud ge-er atau sombong dengan apresiasi diri ini, saya hanya membuat diri saya sendiri belajar yakin dalam membuat keputusan dan selalu berpikir positif. Jadi, kalau buat saya, apresiasi diri itu penting, namun harus dalam takaran yang sewajarnya. Bagaimana dengan Anda, pentingkah mengapresiasi diri sendiri? Ada yang punya komentar?
Well, sebenarnya ini cuma berbagi hal yang baru-baru ini saya rasakan setelah memilih jurusan untuk jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Setelah menentukan pilihan, saya bertanya-tanya akan ketepatan pilihan tersebut, apakahmemang benar berprospek cerah, menguntungkan, atau justru sudah basi dan tak lagi terlalu dibutuhkan. Padahal sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu sudah pernah tayang di alam pikiran saya, dan sudah berhasil saya jawab. Namun, tetap saja, pertanyaan-pertanyaan itu kembali muncul di benak saya. Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan itu membuat hati dan pikiran saya lelah.
Sejenak berpikir kembali, saya memutuskan untuk membuang jauh-jauh semua pemikiran yang tadi ada di otak saya. Saya pikir, lebih baik saya mensyukuri pilihan saya itu, bersiap untuk menjalaninya, dan tetap berusaha menjadi yang terbaik. Bagi saya, setelah memutuskan suatu pilihan, adalah saatnya untuk berdiri tegak, melangkah dengan pasti, dan dengan senyum penuh harapan menyongsong apapun yang akan terjadi. Itu semua kemudian membuat hati saya menjadi lebih tenang, karena saya merasa telah mengapresiasi diri saya sendiri. Saya tak bermaksud ge-er atau sombong dengan apresiasi diri ini, saya hanya membuat diri saya sendiri belajar yakin dalam membuat keputusan dan selalu berpikir positif. Jadi, kalau buat saya, apresiasi diri itu penting, namun harus dalam takaran yang sewajarnya. Bagaimana dengan Anda, pentingkah mengapresiasi diri sendiri? Ada yang punya komentar?