Senin, 24 Mei 2010

The Prodigy: Marco Calasan

Dunia anak-anak memang dunia yang menyenangkan. Sebagian besar waktu yang dimiliki anak-anak biasanya diisi dengan kegiatan bermain dengan teman sebaya, yang juga berguna untuk perkembangan dan pertumbuhan si anak. Sebagai anak-anak, sudah menjadi fitrah mereka untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mempelajari hal-hal baru. Dan sekaligus, sebagai anak-anak, daya tangkap mereka terhadap apa yang mereka pelajari biasanya sangat bagus. Maka, tak jarang terlahir jenius-jenius muda yang bisa menggemparkan dunia. Bahkan, anak-anak yang terlahir dengan kecerdasan luar biasa kerap disebut sebagai prodigy (anak ajaib). Banyak kisah yang dapat diambil hikmahnya dari para bocah ajaib tersebut.

Makedonia patut berbangga karena memiliki salah satu anak ajaib itu. Adalah Marco Calasan, anak laki-laki berusia 9 tahun yang merupakan pakar sistem Microsoft termuda di dunia. Kejeniusannya tersebut di buktikan dengan empat sertifikat Microsoft yang diraihnya serta buku setebal 312 halaman yang ditulisnya sendiri tentang Microsoft Windows 7. Pemerintah Makedonia juga terlihat begitu antusias memberikan pelayanan terbaik bagi Marco. Pemerintah Makedonia telah memutuskan untuk menmperbolehkan Marco tidak masuk sekolah setiap hari, seperti anak-anak lainnya. Marco yang bersekolah di SD Blaze Koneski berbicara, "Saya suka pergi ke sekolah, tapi saya tidak bisa pergi tiap hari. Terlalu mudah pelajarannya, tapi saya mendapatkan hal yang baru di sana." Perdana Menteri Makedonia, Nikola Gruevski juga berencana memberi fasilitas laboratorium komputer pribadi untuknya, karena saat ini laboratorium yang ia pakai adalah milik sekolah, meski pihak sekolah tak pernah melarang Marco untuk datang kapanpun, sehingga lab sekolah itu telah menjadi rumah kedua bagi bocah berambut ikal tersebut.

Microsoft, perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia memang secara khusus menyelenggarakan ujian sertifikasi bagi para ahli di bidang teknologi informasi untuk berbagai macam produk teknologi yang dikeluarkannya. Salah satu posisi yang ditawarkan Microsoft bagi yang telah lulus ujian adalah Administrator Sistem Operasi Microsoft Windows dan Lingkungan Berbasis Windows Server (Microsoft Certified Systems Engineer/MCSE, Microsoft Certified Systems Administrator/MCSA), dan Marco Calasan berhasil meraihnya di saat ia baru berusia 8 tahun! Sementara itu, Marco mendapatkan pengakuan system administrasi pertamanya dari Microsoft pada usia 6 tahun. Saat ini, ia sedang berusaha mengikuti sertifikasi lainnya yang lebih menantang, Microsoft Certified Systems Engineer (MCSE).

Kecintaannya terhadap dunia teknologi komputer telah membawanya menjadi Einstein dan selebritas papan atas di dunia IT. Menurutnya, dengan pengetahuan, segalanya jadi mungkin.

Sebagai jenius di bidang computer, seringkali Marco diminta untuk mengajarkan dan berbagi pengetahuan kepada teman-teman di sekolahnya, bahkan juga para guru di sana. Saat ini, Marco telah berhasil menciptakan IPTV, sistem jaringan pengiriman content, dan ia juga telah diundang oleh pemerintah Montenegro yang tertarik dengan teknologi tersebut untuk mempresentasikannya.

Tak hanya pada bidang komputer, Marco juga mampu berbicara dalam tiga bahasa dan sedang mempelajari bahasa asing keempat. Lihat saja kemampuan bahasa Inggrisnya, yang untuk ukuran orang dengan bahasa ibu bukan bahasa Inggris, penguasaan bahasa dan penguasaan perbendaharaan katanya sangat luar biasa.

Namun, yang juga istimewa dari seorang Marco Calasan adalah bahwa ia tetap mengakui dirinya juga sama seperti anak-anak pada umumnya yang suka bermain dan bersenang-senang dengan temannya. "Tapi aku anak biasa. Aku juga lupa semua pengetahuan yang ada di kepalaku ketika bermain bersama teman-teman," tuturnya. Inilah yang membuat Marco tetap memiliki fitrah sebagai seorang anak-anak. Sikapnya yang rendah hati dan bersahabat tak membuat dirinya merasa berbeda dengan anak-anak lain.

Pada usia 7 tahun, kejeniusan Marco diteliti oleh Profesor Elena Achkovska-Leshkovska, dari Institute of Psychology Skopje. Hasilnya, Prof. Elena menemukan bahwa otak Marco bekerja seperti otak anak-anak di atas 12 tahun.

Ibunda Marco Calasa, Radica, juga memiliki pengalaman unik tentang anaknya yang jenius itu. Pengalaman itu terjadi bulan lalu saat Radica divonis menderita kanker payudara dan harus menjalani operasi pemindahan tumor di rumah sakit. Sepulang dari rumah sakit, Marco menyodorkan 200 halaman informasi mengenai perawatan kanker payudara dan apa yang harus dikonsumsi agar ia dapat sembuh total.

Marco Calasan memang bukan berasal dari keluarga yang sangat mampu. Namun, sang ibu Radica tahu persis bahwa ke depannya, mereka akan mendapatkan kebahagiaan, salah satunya dari kejeniusan sang anak, Marco Calasan.

Jadi, sebagai anak-anak Marco tetap memiliki sifat kekanak-kanakan. Yang istimewa adalah bahwa ia telah menemukan bidang yang dicintainya dan akan terus berusaha untuk mengembangkan pengetahuannya di bidang tersebut. Jadi, apakah Anda ingin memiliki anak seperti Marco Calasan? Apakah anak-anak Indonesia juga bisa menjadi jenius seperti Marco Calasan? Ada yang punya komentar?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar