"The greatest trick the devil ever pulled was convincing the world he didn't exist . And like that, poof. He's gone”.
Dengan mengutip Charles Baudelaire, Roger “Verbal” Kint (Kevin Spacey) mendeskripsikan penjahat paling ditakuti, Keyser Soze. Tak ada yang tahu apakah Keyser Soze tokoh nyata atau bukan, tetapi yang jelas semua orang takut padanya. Verbal Kint sendiri mengaku ia percaya Tuhan, tetapi satu-satunya hal yang ia takuti adalah Keyser Soze. Verbal memberikan analogi yang begitu unik dan membekas di hati dan kepala penonton bahkan hingga kredit akhir dalam The Usual Suspects (1995) berakhir ditayangkan.
Diawali adegan yang memperlihatkan siluet seseorang membakar dan menembak seorang laki-laki, pembuka tersebut memberikan stimulus kuat pada penonton. Pertanyaan langsung timbul di kepala setiap orang: siapa siluet misterius itu, siapa laki-laki yang ditembaknya, dan mengapa ia ditembak. Berikutnya, penonton diberikan gambaran yang lebih luas bahwa adegan tersebut terjadi di dek sebuah kapal yang masih bersandar di pelabuhan dan diduga kejadian tersebut berkaitan dengan transaksi jual beli narkoba. Laki-laki yang ditembak itu bernama Dean Keaton (Gabriel Byrne). Dua orang dari dua instansi berbeda secara terpisah mengusut kasus ini, yaitu Dave Kujan (Chazz Palminteri) dari Kepabeanan AS dan Jack Baer (Giancarlo Esposito) dari FBI. Cerita selanjutnya mengetengahkan upaya mereka berdua dalam menginterogasi dua korban selamat dari kebakaran dan penembakan di kapal itu, yaitu Roger “Verbal” Kint (Kevin Spacey) dan Arkosh Kovash (Morgan Hunter). Verbal Kint ditangani Kujan sementara Arkosh Kovash diinterogasi Baer di rumah sakit karena pria Hungaria itu menderita luka berat.
Dengan kondisi tubuh mengalami luka bakar hebat, Arkosh Kovash menyebut-nyebut nama Keyser Soze, seseorang yang diduga menjadi dalang kejadian di kapal. Baer kemudian meminta Kovash memberikan detail ciri-ciri fisik Keyser Soze sehingga dapat dibuatkan sketsa wajah. Di dunia kriminal sendiri, nama Keyser Soze ibarat sebuah mitos yang mampu menakut-nakuti penjahat-penjahat kelas teri, namun tak ada seorang pun yang tahu kebenaran mitos tersebut.
Di tempat terpisah, Verbal Kint yang telah memberikan kesaksian yang kurang meyakinkan dipaksa oleh Kujan memberikan keterangan sebenarnya mengenai apa yang terjadi dia atas kapal itu dan siapa yang terlibat. Dengan sedikit ragu (tidak, arogan lebih tepatnya karena Verbal memiliki posisi tawar lebih tinggi daripada Kujan setelah ia menerima imunitas atas kasus di kapal itu), Verbal menceritakan ihwal kejadian di atas kebakaran dan penembakan di kapal. Cerita Verbal berawal dari bertemunya lima penjahat yang ditahan bersamaan atas tuduhan pembajakan sebuah kendaraan. Lima orang itu adalah Keaton, Michael McManus (Stephen Baldwin), Fred Fenster (Benicio Del Toro), Todd Hockney (Kevin Pollak), dan Verbal sendiri. Meksi akhirnya polisi tidak mendapatkan cukup bukti untuk menahan mereka berlima, namun penangkapan dan penahanan mereka selama semalam membuahkan kesepakatan kerja sama untuk melakukan tindak kriminal. Setelah berhasil merampok dari bisnis polisi-polisi korup New York, mereka mendapat tawaran pekerjaan lain yang ternyata sebah jebakan yang dirancang oleh seorang pengacara bernama Kobayashi (Pete Postlethwaite) agar mereka berlima mau menerima pekerjaan dari bosnya, Keyser Soze. Pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang dapat dinegosiasikan, sebab mereka memang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Bila berhasil, mereka akan mendapatkan imbalan, tetapi mereka tidak boleh menolak atau kabur dari pekerjaan tersebut, sebab Keyser Soze adalah orang berkuasa yang mengetahui seluk-beluk kehidupan mereka berlima dan dapat melakukan apa saja yang membuat mereka patuh pada perintahnya. Perintah Keyser Soze tersebut semakin terbukti tidak main-main ketika Fenster yang mencoba melarikan diri tewas dibunuh Kobayashi. Tetapi itu tidak mematahkan semangat empat penjahat yang tersisa ini untuk melarikan diri dari jeratan Kobayashi yang mereka duga adalah Keyser Soze. Namun, usaha mereka itu hanya menemukan ancaman yang lain dari Kobayashi, sehingga dengan berat hati mereka menerima pekerjaan itu dengan segala risikonya.
Pekerjaan Verbal, Keaton, McManus, dan Hockney sebenarnya cukup sederhana: menggagalkan transaksi jual-beli narkoba dari gang Argentina pesaing Keyser Soze yang juga memiliki lahan bisnis narkotika. Transaksi itu akan dilakukan di atas sebuah kapal. Mereka berempat pun mengatur strategi: Hockney menangani perampokan uang yang akan digunakan dalam transaksi itu, Keaton dan McManus membantai anggota gang penjual dan pembeli narkoba, serta Verbal diberi tugas oleh Keaton untuk berjaga-jaga dan membawa uang transaksi itu ke Edie Finneran (Suzy Amis), kekasih Keaton yang merupakan seorang pengacara bila sesuatu terjadi pada Keaton dan yang lainnya. Nyawa demi nyawa tercabut di ujung senapan Keaton dan McManus, tetapi mereka berdua tak juga menemukan narkoba yang dimaksud Keyser Sozan. Sementara itu McManus dan Hockney tewas secara misterius dan seseorang yang tak dikenali wajahnya menembak seorang anggota gang Argentina, Keaton, dan akhirnya membakar kapal tersebut. Setelah mendengar penjelasan Verbal, Kujan menduga kuat bahwa Keaton adalah Keyser Sozan mengingat kelicikan yang pernah ia buat sebelumnya, berpura-pura mati padahal hanya melarikan diri beberapa saat untuk menghindari tuntutan atas aksi kriminalnya. Terkejut, Verbal pun meninggalkan kantor polisi itu dan Kujan merasa yakin akan kesimpulannya meski akhirnya ia menemukan sebuah fakta mengejutkan yang tak pernah ia kira sebelumnya.
The Usual Suspects menggambarkan cara kerja dunia manusia. Di dunia manusia yang penuh dengan ketidaksempurnaan, berlaku satu hukum umum: tidak semua orang jahat mau mengakui perbuatannya. Bahkan sebuah lelucon yang sering kita dengar, jika semua penjahat mengaku maka penjara akan penuh, ternyata ada benarnya juga, sebab hingga kini badan-badan penegak hukum tetap berdiri kokoh menagani kasus-kasus kejahatan di seluruh dunia. Jika semua orang di dunia ini bersedia mengakui kejahatannya dengan sukarela, maka badan-badan tersebut tidak akan pernah eksis. Semua itu karena manusia memiliki dua sisi kehidupan, ada yang hitam maupun putih, ada yang baik maupun jahat, just like yin and yang. Sifat-sifat itu saling melengkapi dan menyeimbangkan satu sama lain. Orang yang baik akan selalu menjadi musuh bagi orang jahat dan sebaliknya. Jika menggunakan kacamata struktural fungsional, seseorang bisa dinilai baik kalau ada indikator perbuatan buruk. Jadi, kejahatan itu sebenarnya memiliki manfaat tersendiri. Namun, seiring dengan waktu, penjahat dan tindak kejahatannya semakin pintar mengelabui aparat penegak hukum sehingga acapkali penanganan sebuah tindak kejahatan menjadi rumit.
Dalam The Usual Suspects, tokoh penjahat tidak hanya sekedar mengelabui penegak hukum, tetapi lebih dari itu ia mampu meyakinkan bahwa penjahat sang penjahat tidak pernah ada dan hanya mitos belaka. Hanya penjahat jenius yang mampu melakukannya, dan Keyser Soze merupakan karakter yang berhasil digambarkan demikian. Dengan cerdas, penulis naskah Christopher McQuarrie menciptakan karakter Keyser Soze yang tersembunyi di pelupuk mata. Ia “hanya muncul” di akhir cerita meski sebenarnya kunci seluruh jalinan cerita itu sendiri ada ditangannya. Dengan gaya penceritaan naratif kilas balik, penonton dijamin tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk lengah sedikitpun sebab setiap keping cerita Verbal saling menyambung dengan cerita berikutnya, membuat pengalaman menonton film berdurasi 106 menit menjadi terasa film terpendek yang pernah Anda tonton. Alur cerita yang dikisahkan Verbal seakan tanpa henti, bergerak dengan cepat, saling mendukung antara satu kisah ke kisah lain: mulai dari awal pertemuan lima penjahat yang ternyata memang direncanakan oleh sang iblis Keyser Soze, “mitos” seputar Keyser Soze, perjalanan kriminal lima orang penjahat itu dalam menjalankan perintah Keyser Soze, adegan tembak-menembak di akhir-akhir film, hingga twist paling memorable yang menguak siapa sebenarnya Keyser Soze.
McQuarrie pada dasarnya juga tidak menempatkan penonton pada posisi yang tidak mengetahui apa-apa, karena sebenarnya ia dan sutradara Bryan Singer (Valkyrie, X-Men) tidak memberikan banyak detail yang membingungkan. Sepanjang film, cerita yang diungkapkan Verbal dapat diikuti sepenuhnya oleh penonton tanpa menemukan banyak pertanyaan. Hanya saja bagi saya (dan mungkin Anda penggemar genre crime dan thriller) prinsip untuk jangan memercayai siapapun tetap berlaku, terutama bagi tokoh yang menjadi satu-satunya orang yang selamat dari suatu kejadian besar sangat patut dipertanyakan. Di sinilah menurut saya kejeniusan dua sineas yang melakukan kolaborasi kedua di Valkyrie itu, mereka mampu meracik dan menampilkan cerita mengenai tokoh misterius tetapi sebenarnya penonton sudah memiliki bayangan dan tebakan sendiri dalam alam pikirannya siapa sebenarnya Keyser Soze. Dugaan atau tebakan itu pada awalnya terkesan tidak cukup kuat dan memerlukan bukti-bukti lain untuk lebih meyakinkan, sehingga penonton tetap “diseret” untuk mendengarkan kisah Verbal yang sangat interaktif. Terkadang dugaan penonton akan sedikit goyah atau malah menghilang sama sekali dan pasrah menunggu akhir cerita.
Dari segi penyutradaraan, Singer sangat sukses memaku penonton di kursinya dengan tensi cerita yang tak pernah turun sepanjang film. Fast-paced dialogue-and-storytelling menjadi ramuan andalan Singer dalam menciptakan ketegangan dan penasaran pada penonton. Suasana ketika Verbal membeberkan ceritanya (saya tidak menyebutnya kesaksian karena Kuja tidak memiliki wewenang resmi untuk menginterogasi Verbal) begitu intensif. Setelah Verbal menyelesaikan satu potong ceritanya, Kujan selalu memberikan respon, baik berupa pertanyaan balik, rasa tidak percaya, kagum, kaget, atau sekedar senyuman. Terkadang Kujan langsung memotong cerita Verbal jika ia merasa perlu mengonfrontasi dengan pengetahuan yang dimilikinya. Singer mampu menampilkan percakapan dua orang dalam satu ruang kantor yang dibilang monoton dan kecil ini menjadi penuh dengan warna, terkadang Kujan membentak dan berteriak pada Verbal, di waktu lain Kujan terhanyut dalam cerita Verbal, terkadang Verbal menujukkan sikap arogannya.
Dalam hal sinematografi, Singer dikenal sebagai sutradara stylistic yang senang bereksperimen dengan permainan warna dan penentuan latar. Dalam The Usual Suspects, Singer memilih warna-warna gelap dalam sebagian besar aksi kriminal lima penjahat yang diceritakan Verbal. Warna-warna gelap itu dapat langsung dilihat penonton dari adegan awal di kapal, penangkapan lima penjahat, penahanan lima penjahat, pembunuhan Fenster di pantai, kantor di mana Verbal menceritakan kisahnya, dan masih banyak lagi. Sementara itu dari segi pengambilan gambar Singer hampir selalu menggerakkan kamera untuk menyorot keseluruhan situasi dalam satu adegan, seolah ia ingin menempatkan penonton hanya senagai saksi dari peristiwa yang terjadi, bukan sebagai karakter yang ikut berperan dalam peristiwa itu. Sebagai contoh, ketika lima penjahat itu melancarkan serangan dalam transaksi jual-beli (yang mereka kira) perhiasan, kamera secara bergantian menyorot Verbal yang menodongkan senjata dan penjual perhiasan yang terancam pucuk pistol Verbal. Pergerakan kamera itu cepat dan dapat dirasakan jelas oleh penonton. Dalam literatur, karakter Keyser Soze yang merupakan antihero tersembunyi, perkembangan plot cerita yang menguak siapa sebenarnya Keyser Soze, serta permainan warna-warna gelap sering disebut film noirs. Para akademisi perfilman sendiri sebenarnya tidak menemukan definisi seragam mengenai apa itu film noirs, termasuk apakan film noirs itu genre atau bukan, tetapi The Usual Suspects ini memiliki ciri spesifik yang mirip dengan film-film bertema kriminal tahun 1970-an yang dianggap senagai film noirs.
Dari departemen akting, sulit membayangkan bila tokoh Verbal digantikan dengan pemain lain selain Kevin Spacey. Spacey mampu membawakan tokoh Verbal dengan brilian menjadi karakter yang fragile, jinak, patut dikasihani, di balik sifat dingin yang menjadi watak sesungguhnya. Gaya bercerita Spacey ketika memerankan Verbal juga sangat ekspresif, hal itu terlihat jelas ketika ia mengutip Charles Baudelaire yang pada akhirnya akan terus melekat di benak penonton. Anugerah Oscar untuk Spacey sebagai Best Actor in a Supporting Role sangat pantas diberikan. Selain Spacey, film yang disesaki dengan ensemble cast ini sangat menarik disimak, mulai dari Baldwin, pemeran McManus yang tempramental; Byrne, pemeran Keaton sang ketua dari lima penjahat (ia selalu tampak paling serius, bijaksana, penuh perhitungan, dan agak sulit ditebak pemikirannya); Pollak, pemeran Hockney yang ahli membajak, hingga akting Benicio del Toro yang meski terbilang minor sebagai Fenster, ia tetap dapat membawakan karakternya prominent karena gaya bicara lucu Spanglish-nya yang amburadul dan bahkan hampir tak bisa dimengerti. Penampilan Postlethwaite juga tak kalah hebatnya. Karakter Kobayashi nampaknya memang dijadikan pengecoh bagi penonton dalam menebak siapa sebenarnya Keyser Soze, dan untuk tujuan ini, Postlethwaite sangat berhasil karena sikap dingin, tidak ekspresif, sekaligus punya banyak akal dan cara membuatnya tampak seperti orang yang benar-benar memiliki kekuasaan. Jangan lupakan pula performa Palminteri yang mampu mengisi ruang kantor yang sempit dan monoton dengan intensitas interogasi yang naik dan turun, selalu berhasil menstimulasi penonton.
Bagi saya, The Usual Suspects tak diragukan lagi merupakan one of the best crime dramas ever made. Saya tidak peduli pada banyaknya orang yang mengatakan bahwa film ini sampah karena seluruh ceritanya terkesan tidak berguna karena intinya ada pada twist atau pada komentar Roger Ebert yang mengatakan bahwa seharusnya plot lebih diarahkan pada perkembangan karakter lima penjahat, saya tetap akan memberikan film ini 5 dari 5 bintang. Ada yang pnya komentar?
Watch this if you liked:
Reservoir Dogs (1992)
Director: Quentin Trantino
Stars: Harvey Keitel, Tim Roth, Michael Madsen
Genre: Thriller
Runtime: 99 minutes
To Catch a Thief (1955)
Director: Alfred Hitchcock
Stars: Cary Grant, Grace Kelly, Jessie Royce Landis
Genre: Mystery, Romance
Runtime: 106 minutes
ga diraguin lagi, ini masterpiece di genre crime,
BalasHapustwist-nya nampol banget, kapan ya Brian Singer bikin film yg 'layak' kaya gini? ckck, walau ane bilang sih ini lebih ke kejeniusn scriptwriter-nya..
And Spacey deserved his Oscar, menyebalkan tapi tetep sangat tenang dan meyakinkan ^^
Setuju! Keahlian McQuarrie dalam membuat cerita dengan gaya naratif flashack plus twist yang brilian membuat penonton nggak bakal ngerasa sia-sia mantengin seluruh scene, dari awal sampai akhir. Jenius!
BalasHapusDi film usual suspect, D.A. itu apa ya?
BalasHapusD.A itu jaksa
Hapusjadi si verbal itu ngarang cerita nya?
BalasHapus